Koza Han dan Jejak Jalur Sutra di Jantung Bursa

Gerbang depan Koza Han, disini proses perdagangan jalur sutra bermula

Oleh: Tasrif Siara

PERJALANAN ke Koza Han bermula dari Bandara Internasional Istanbul. Saya menelusuri jarak sejauh 131 kilometer menuju Kota Bursa, melewati Jembatan Bosphorus yang menghubungkan dua benua, Asia dan Eropa pada jumat (13/02/2025) pagi yang dingin.

Usai shalat jumat di masjid peninggalan Turki Usmani, Ulu Camii, saya berajalan kaki ke  Koza Han, salah satu pasar sutra tertua dan paling terkenal di Turki, hanya berjarak sekitar dua belas meter. Koza Han terletak di kota Bursa, kota yang kaya akan sejarah, pernah menjadi ibu kota Kesultanan Utsmaniyah sebelum Istanbul.

Kota Bursa yang konturnya berbukit itu,   adalah kota yang sarat pesona, memiliki banyak artefak masa lalu dengan nuansa klasik yang masih sangat terasa, terutama di kawasan pusat kota yang penuh dengan bangunan bersejarah.

Saya berjalan pelan dibawah sinar matahari dengan hembusan udara dingin, melewati warga yang leha-leha di kursi taman depan Pasar Koza Han sembari menikmati air mancur yang mengucur indah.

Saat pertama kali memasuki kawasan Koza Han, saya langsung disambut oleh arsitektur khas Utsmaniyah yang megah, seperti jejeran jendela melingkar  gaya  klasik Ottoman  dengan batu bata kuno yang masih terjaga hingga kini.

Satu hal yang membuat saya kagum, walau Koza Han terbilang warisan arsitektur dan budaya berabad lampu, tapi kualitas bangunan dan perawatannya masih terus terpelihara. Sangat bersih dan tertata apik.

Melangka ke dalam, kita langsung “terperangkap” pada suasana khas pasar tua, dengan lorong-lorong batu yang dipenuhi toko-toko kecil yang tertata rapi. Di tengah kompleks ini terdapat halaman luas, dikelilingi oleh bangunan bertingkat yang digunakan sebagai tempat berdagang dan kafe-kafe tradisional.

Keindahan dan keunikan produk sutra adalah salah satu daya tarik utama Koza Han, beragam produk berbahan dasar sutra dijual di sini. Dari syal, pakaian, taplak meja, jilbab hingga permadani kecil, juga hand made bergambar Pasar Tua Koza Han.

Saya memasuki sebuah toko yang menjual kain sutra asli dengan beragam motif dan warna. Beragam motif tradisional  terpajang, ada juga yang menggelantung dengan aneka warna. Yang paling terkenal  desain bunga Anatolia dan pola geometris khas Ottoman serta beragam motif lainnya.

RAMAI – Para pengunjung diantara deretan kain sutra yang bergelantungan disepanjang pasar tua Koza Han.

Para pedagang dengan ramah menjelaskan tentang kualitas sutra, teknik pembuatannya, dan cara membedakan sutra asli dengan yang sintetis.

Atmosfir  kehidupan di Koza Han Koza Han tak hanya sekadar tempat berbelanja, ia juga merupakan pusat kehidupan dan interaksi sosial dan budaya masyarakat Bursa. Banyak warga Bursa maupun wisatawan yang datang ke sini untuk menikmati dan menyeruput kopi  atau teh di kafe-kafe yang banyak  berjejer di sekitar halaman tengah lantai dasar mapun dipinggiran lantai satu.

Koza Han, didirikan pada tahun 1491di Kota Bursa oleh Sultan Bayezid II. Dalam sejarah, tercatat sebagai pusat perdagangan sutra yang masih beroperasi hingga kini. Pasar ini menjadi tempat yang menarik bagi  penggemar bebahan tekstil yang ingin melihat langsung keindahan dan kehalusan kain sutra khas Turki.

Sejarah dan peran Koza Han dalam perdagangan sutra sejak masa Kesultanan Utsmaniyah, Koza Han telah menjadi pusat perdagangan sutra yang menghubungkan Bursa dengan jalur perdagangan sutra ke seantero jagad, hingga ke Indonesia.

Bursa adalah salah satu kota penting sebagai Jalur Sutra atau Silk Road, dan Koza Han sendiri menjadi jantung dari perdagangan tersebut. Bahkan hingga kini, Bursa masih dikenal sebagai pusat produksi sutra di Turki, selain sebagai industri otomotif.

Tidak lengkap rasanya jika berkunjung ke Bursa tanpa mencicipi makanan khasnya. Setelah menikmati atmosfir di Koza Han, saya mencoba beberapa makanan tradisional di cafe terdekat.

Dideretan cafe-cafe dengan tenda warna merah maron, terpajang makanan khas Turki, Salah satu hidangan paling terkenal di Bursa adalah Iskender Kebab, berisi daging,  disajikan dengan saus tomat, yogurt, dan mentega cair di atas roti pita. Juga Kemalpaşa Tatlısı, sejenis kue manis yang sering dijadikan oleh-oleh khas Bursa.

Di dalam Pasar Tua Koza Han, terdapat beberapa kios yang menjual manisan khas Turki seperti lokum, populer disebut Turkish delight, juga kacang-kacangan yang bisa dijadikan buah tangan.

Rekaman perjalanan ke Koza Han di Bursa sangat membekas, apalagi dibawah atmosfir udara  empat derajat celsius. Tempat ini tidak hanya menawarkan produk sutra berkualitas tinggi, tetapi juga memberikan wawasan mendalam tentang sejarah perdagangan sutra di Turki dari masa lampau.

Di pasar tua itu, kita seperti melihat karya arsitektur bersejarah dan sangat terjaga, proses transaksi yang terus hidup dan berdinamika, keramahan pedagang dan masyarakat yang sangat welcome, itu yang membuat Koza Han menjadi destinasi  menarik bagi yang ingin menapaki jejak atmosfir masa lampau, keindahan dan keunikan warisan budaya Turki Usmani.

Saya keluar di Koza Han seperti melewati lorong-lorong waktu, hiruk-pikuk khas pasar tua, suara transaksi pembeli dan pedagang,  hembusan aroma khas rempah-rempah yang menyeruak dari cafe-cafe, seakan memutar roda sejarah ke fase kehidupan era Sultan Bayezid II, itu yang membingkai angan saya, begitu proses transaksi dimasa lampau dan relasi sosial antar warga Kota Bursa era Ottoman, karena dari situ era jalur sutra bermula, di Koza Han.

Di Koza Han, transaksi bukan hanya tentang pertukaran barang, tetapi juga tentang hubungan manusia, interaksi yang membentuk denyut sosial kota ini sejak berabad-abad silam

Penyunting: Yardih Hasan

 

Tinggalkan Balasan