KONFLIK agraria di dua kecamatan di Kabupaten Morowali Utara menyeret nama Gubernur Sulteng periode 2011–2021, Longki Djanggola. Mencuatnya nama Longki yang kini duduk di Komisi III DPR RI dikemukakan oleh Bupati Morowali Utara periode 2020–2021, Asrar Abdul Samad. Ia menggantikan Aptripel Tumimomor yang meninggal dunia pada 2 April 2020.
Ditemui usai audensi dengan Gubernur Anwar Hafid, Sabtu 1 November 2025, Asrar ditanya wartawan penyebab berlarutnya konflik agraria antara warga versus PT Kurnia Luwuk Sejati (PT KLS) di wilayah yang pernah dipimpinnya.
Sebagai mantan bupati, kenapa kasus ini tidak diselesaikan saat Anda masih menjabat? Asrar yang saat itu bergegas menaiki Fortuner DN 1 SA, dengan lantang memberikan pernyataan tegas. “Saya sebenarnya bisa selesaikan kasus saat menjabat,” katanya dengan mimik serius.
Ia menyambung, “Ini persoalan mudah. Bisa diselesaikan. Tapi saya ditekan Gubernur.” Ia menyebut nama mantan Gubernur Longki Djanggola sebagai orang yang menekannya. Didesak motif di balik tekanan yang dialaminya, Asrar mengelak merinci lebih jauh. Ia hanya meminta wartawan mencatat nomor handphone sopir pribadinya.
Senada dengan Asrar, Nasrun Mbau warga Desa Singkoyo, Kecamatan Toili, Banggai ikut bersuara. Nasrun tergabung dalam rombongan ke Palu karena di desanya lahan sawit milik PT KLS juga menyasar lahan warga. “Anaknya Pak Murad kan Gerindra juga, sama-sama satu partai. Makanya baku lindungi,” tudingnya.
Namun Nasrun tidak hanya menohok Longki Djanggola. Para gubernur sebelumnya juga disasarnya. “Gubernur-gubernur sebelumnya mereka melindungi PT KLS, karena KLS itu perusahaan besar. Tapi rakyat yang dikorbankan,” ujarnya ketus.
Longki Djanggola langsung merespons dengan emosi kuat. “Itu ngarang saja. Suruh bercermin saja dia. Kenapa dia sampai ditahan,” balas Longki dalam teks WhatsApp yang dikirimkan, Sabtu 1 November 2025. Longki menyambung, jika tidak salah ia tertuduh mencuri sawit orang lain. “Apa urusan saya dengan PT KLS???” kali ini dengan membubuhkan tiga tanda tanya.
Lagi pula, dirinya tidak mempunyai saham. Jika hanya soal kenal, nyaris semua orang se-Sulteng kenal baik dengan mendiang Murad Husain. Soal tuduhan bernaung di partai yang sama Gerindra, dengan Sulianti Murad, salah satu putri mendiang Murad Husain Longki menolak asumsi itu.
“Yang menuduh lagi mabuk. Pak Murad justru Penasehat Golkar. Kalau Anti (Sulianti) menjadi Ketua DPC Gerindra belum terlalu lama,” jawab Longki. Bahkan, saat kasus yang menimpa Asrar Abdul Samad mencuat, Sulianti belum menjadi pengurus Gerindra.
Sebelumnya, pada pertemuan di Satgas PKA Sulteng, Jumat 31 Oktober 2025, Asrar beberapa kali memberikan sudut pandang berbeda dengan pejabat dari Disnakertrans Sulteng. Asrar bahkan terus mengkonfrontasi penjelasan dari pejabat Nakertrans Sulteng. Pemandangan itu memicu suara kritis dari salah satu tokoh yang ikut dalam rombongan. “Kenapa dia terus bertanya begitu. Kan dia dulu Bupati, kenapa tidak dia selesaikan saat menjabat,” begitu ucapan warga. Saat sorotan rekannya ditanyakan, Asrar lalu membuat pernyataan bahwa ada yang pernah menekan dirinya. ***
*team
Bagikan ini:
- Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
- Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
- Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
- Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
- Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
- Klik untuk berbagi pada Pinterest(Membuka di jendela yang baru) Pinterest
- Klik untuk mencetak(Membuka di jendela yang baru) Cetak




